Ini Ketentuan Materi dan Soal TKA 2025 Jenjang SMA/SMK

Kerangka Asesmen TKA SMA/MA dan SMK/MAK

Kerangka Asesmen Tes Kemampuan Akademik (TKA)

I. LATAR BELAKANG DAN TUJUAN

Tes Kemampuan Akademik (TKA) dilatarbelakangi oleh kebutuhan adanya pelaporan capaian akademik individu murid dari penilaian yang terstandar. Tidak tersedianya laporan capaian akademik individu dari penilaian terstandar pada beberapa tahun terakhir menimbulkan beberapa permasalahan. Permasalahan muncul terutama pada situasi ketika perbandingan capaian akademik murid yang berasal dari satuan pendidikan dilakukan, seperti pada proses seleksi. Pada situasi seleksi yang didasarkan pada data dari hasil penilaian masing-masing satuan pendidikan misalnya nilai rapor, menimbulkan masalah dalam hal objektivitas dan keadilan.

Hal ini terjadi karena belum terstandarnya penilaian oleh satuan pendidikan. Dua murid yang mendapat nilai yang sama belum tentu memiliki tingkat penguasaan atau kemampuan akademik yang sama. Ketika dua orang murid dari satuan pendidikan berbeda mendapatkan nilai yang sama, nilai rapor dari satuan pendidikan dengan standar tinggi cenderung mencerminkan tingkat penguasaan atau kemampuan akademik yang lebih tinggi dibanding nilai yang sama dari satuan pendidikan yang menerapkan standar lebih rendah.

Akibatnya, dalam seleksi yang didasarkan pada nilai rapor, murid dari satuan pendidikan dengan standar lebih tinggi cenderung dirugikan ketika harus bersaing dengan murid dari satuan pendidikan yang menerapkan standar yang lebih rendah.

Perbandingan data dari hasil penilaian internal yang dilakukan oleh satuan pendidikan dan penilaian eksternal yang dilakukan oleh Kementerian menunjukkan hasil penilaian internal dari satuan pendidikan cenderung menghasilkan skor yang lebih tinggi dan dengan variasi yang lebih kecil. Hal ini juga dikonfirmasi oleh panitia seleksi masuk perguruan tinggi negeri.

Oleh karena itu tidak mengherankan kebutuhan adanya hasil penilaian terstandar tidak hanya muncul dari perguruan tinggi dalam negeri tetapi juga dari perguruan tinggi luar negeri. Selain itu, dunia kerja juga merasa terbantu dengan adanya hasil penilaian terstandar.

Sebagai sebuah tes terstandar, TKA dapat menjadi bagian dari solusi terhadap permasalahan seleksi akademik dengan menyediakan skor yang relatif lebih dapat dibandingkan lintas satuan pendidikan. Namun sebagai suatu tes terstandar, TKA berpotensi mempengaruhi bagaimana guru mengajar dan murid belajar. Dalam hal ini, TKA memiliki risiko efek samping penyempitan kurikulum. Guru dan murid berpotensi untuk fokus pada kompetensi yang diukur TKA saja, mengabaikan kompetensi yang tidak diukur oleh TKA. Hal ini tentu bukanlah konsekuensi yang diharapkan dari asesmen murid. Seperti diketahui TKA hanya mengukur sebagian kompetensi yang harus dikuasai murid. Di sisi lain, TKA juga berpotensi untuk mendukung pembelajaran yang mendalam jika dirancang dan diselenggarakan dengan tepat, dan hasilnya digunakan secara bijaksana.

TKA menjadi model bagi pendidik tentang cara menilai pemahaman konseptual, pemecahan masalah, dan kemampuan bernalar (higher order thinking). TKA juga dapat melengkapi hasil Asesmen Nasional ketika digunakan oleh pemerintah daerah dan pemangku pusat untuk memetakan mutu hasil belajar murid pada akhir jenjang sekolah.

Selain sebagai instrumen seleksi akademik dan peningkatan mutu pendidikan secara umum, TKA sekaligus digunakan sebagai pengakuan hasil belajar bagi murid dari jalur pendidikan nonformal dan pendidikan informal. Murid dari satuan pendidikan nonformal dan murid yang belajar secara informal memiliki hak untuk mendapat pengakuan dari pemerintah mengenai kesetaraan hasil belajar mereka. Karena TKA dirancang dengan mengacu pada standar yang berlaku dalam kurikulum nasional, maka hasilnya dapat memberi informasi tentang capaian murid dibanding standar tersebut. Dengan demikian, TKA dapat memungkinkan hak murid satuan pendidikan nonformal dan pendidikan informal untuk mendapatkan pengakuan kesetaraan hasil belajar.

Lebih lanjut, TKA bukanlah evaluasi untuk menentukan kelulusan murid dari satuan pendidikan. Evaluasi penentuan kelulusan murid tetap menjadi kewenangan pendidik dan satuan pendidikan. Karena itu tidak semua mata pelajaran yang ada dalam kurikulum menjadi mata uji dalam TKA. Mengingat keterbatasan waktu dan format ujian, pada mata pelajaran yang diujikan pun tidak seluruh muatan kurikulum bisa diukur. Mata pelajaran yang diujikan dalam bentuk ujian dalam TKA untuk SMA/MA/sederajat dan SMK/MAK akan diuraikan pada bagian berikut dari kerangka asesmen ini.

II. MATA UJI DAN JENIS SOAL

TKA jenjang SMA/MA/sederajat dan SMK/MAK mencakup mata uji wajib dan mata uji pilihan. Peserta TKA mengerjakan semua mata uji wajib, yaitu Bahasa Indonesia, Matematika, dan Bahasa Inggris, serta dua mata uji pilihan yang sesuai dengan program studi tujuan di perguruan tinggi atau pilihan karir murid. Mata uji pilihan yang tersedia adalah sebagai berikut:

  1. Bahasa Indonesia Tingkat Lanjut SMA/MA/sederajat dan SMK/MAK
  2. Matematika Tingkat Lanjut SMA/MA/sederajat dan SMK/MAK
  3. Bahasa Inggris Tingkat Lanjut SMA/MA/sederajat dan SMK/MAK
  4. Fisika SMA/MA/sederajat dan SMK/MAK
  5. Kimia SMA/MA/sederajat dan SMK/MAK
  6. Biologi SMA/MA/sederajat dan SMK/MAK
  7. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMA/MA/sederajat dan SMK/MAK
  8. Ekonomi SMA/MA/sederajat dan SMK/MAK
  9. Geografi SMA/MA/sederajat dan SMK/MAK
  10. Sosiologi SMA/MA/sederajat dan SMK/MAK
  11. Sejarah SMA/MA/sederajat dan SMK/MAK
  12. Antropologi SMA/MA/sederajat dan SMK/MAK
  13. Bahasa Prancis SMA/MA/sederajat dan SMK/MAK
  14. Bahasa Jerman SMA/MA/sederajat dan SMK/MAK
  15. Bahasa Jepang SMA/MA/sederajat dan SMK/MAK
  16. Bahasa Mandarin SMA/MA/sederajat dan SMK/MAK
  17. Bahasa Korea SMA/MA/sederajat dan SMK/MAK
  18. Bahasa Arab SMA/MA/sederajat dan SMK/MAK
  19. Produk/Projek Kreatif dan Kewirausahaan SMK/MAK

Setiap mata uji terdapat dua jenis soal, yaitu soal tunggal dan soal grup. Soal tunggal merupakan soal yang berdiri sendiri, tidak terkait dengan soal-soal lain. Soal grup adalah sekumpulan soal yang mengacu pada sebuah stimulus yang sama.

Ada tiga bentuk soal dalam TKA, yaitu:

  • Pilihan ganda sederhana: hanya terdapat satu pilihan jawaban yang benar. Peserta diminta memilih satu jawaban dari pilihan yang tersedia.
  • Pilihan ganda kompleks model multiple choice multiple answers (MCMA): terdapat kemungkinan lebih dari satu pilihan jawaban benar. Peserta diminta memilih lebih dari satu pilihan yang dianggap benar.
  • Pilihan ganda kompleks kategori: terdapat beberapa pernyataan yang semuanya perlu direspon, misalnya dengan pilihan “benar” atau “salah” dan “sesuai” atau “tidak sesuai”. Peserta diminta untuk memberi respon untuk masing-masing pernyataan tersebut.

📂 Link Download Materi TKA:

Sumber:

PERATURAN KEPALA BADAN STANDAR, KURIKULUM, DAN ASESMEN PENDIDIKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 045/H/AN/2025 Tentang Kerangka Asesmen Tes Kemampuan Akademik Jenjang SMA/MA/Sederajat dan SMK/MAK.

Terima kasih sudah mengunjungi blog Guru Mantap 45.

Posting Komentar

0 Komentar